Lagi, Dugaan Korupsi Dana Rutilahu Kali Ini Terjadi di Desa Buni Bakti

LENSA POTRET – Kamis, 15 Februari 2018. Indikasi penyimpangan anggaran untuk program rehabilitas Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu- TA 2018) kembali terdengar. Kali ini, di wilayah Desa Buni Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.

Sebanyak 25 orang penerima bantuan dana Rutilahu yang seharusnya masing-masing menerima bantuan dana sebesar Rp 15 juta, namun diduga dana tersebut dikorupsi oleh Pelaksana Kegiatan (PK) tersebut sebesar Rp 2 juta untuk setiap satu penerima manfaat.

Salah satu penerima bantuan dana tersebut yang berinisial SA (55), kepada lensapotret.com dirinya mengaku kesal atas adanya dugaan pemotongan dana tersebut.

“Dari Bank mah nerima Rp 15 juta, pas itu langsung diambil semua sama dia (Ketua PK), saya mah cuma dikasih Rp 3 juta doang buat bayar tukang. Jadi kata dia yang sisanya buat material Rp 10 juta, lah yang Rp 2 juta nya lagi katanya itu buat dia (Ketua PK),” kesal SA.

Dikatakannya, uang yang dititipkan Rp 10 juta di material oleh PK, kata dia, pembelanjaan-nya tidak sampai Rp 10 juta.

“Ini juga belanja bahan bangunannya gak sampe Rp 10 juta, orang tukang bangunan saya yang jumlah. Gara-gara ini saya sampe jual cincin 2 gram buat nambahin,” ujarnya.

Masih di wilayah yang sama, hal senada juga dikatakan MK (59). Ia pun merasa kecewa dengan adanya pemotongan dana Rutilahu sebesar Rp 2 juta.

“Nerima dari Bank mah Rp 15 juta saya, gak lama langsung diambil semua (oleh PK). Jadi saya cuma dikasih Rp 3 juta doang buat bayar tukang, yang ditaruh di material sama dia (PK) cuma Rp 10 juta, sisanya yang Rp 2 juta itu emang gak dikasih tau untuk apa, yang jelas cuma Rp 13 juta,” keluhnya.

“Kalau begini mah udah gak bagus pisan, emang dana udah cekak dipotong pisan (oleh PK). Masalah bon belanja kita gak dikasih tau, masalah harga kita gak dikasih tau juga, makanya kita jadi keder (bingung),” tambahnya.

Hingga berita ini diterbitkan Ketua PK Desa Buni Bakti belum dapat dikonfirmasi terkait hal tersebut. (Fuji)